"إن عدم العلم بالدليل ليس حجة والعلم بعدم الدليل حجة"

“Tidak mengetahui adanya dalil itu bukan hujjah, yang menjadi hujjah adalah mengetahui tidak adanya dalil.”


[Ibnu Quddamah]

Sabtu, 08 Desember 2012

Ikhtiar Mengingat Mati


[Majlis Akidah] Berawal dari tanah dan bakal balik lagi ke tanah. Dengan segala kelemahan dan kehinaan asal penciptaannya, kita sebagai manusia kudunya sadar, tak layak sedikit pun untuk bersikap sombong alias takabbur. 
Harta yang kita banggakan ketika di dunia, nyatanya tidak dibawa hingga ke liang lahad kita. Seabreg-abreg harta yang kita kumpulkan waktu masih hidup, tak seperak pun diselipkan keluarga ke dalam kain kafan yang membungkus kita.
Tahta dan jabatan, nyatanya _ jika kita sudah meninggal, titel yang diberikan orang-orang yang menghormati kita di dunia cuma satu, almarhum atau almarhumah.  Hanya orang iseng yang numpang lewat sambil terbungkuk-bungkuk ketika melewati kuburan pejabat, mengejek bisa jadi.
Keluarga, orangtua, anak, kakak, adik, suami, isteri, sobat karib, kawan sejati, atau soulmate sekalipun, tak satu pun dari mereka yang mau menemani kita. Orang-orang yang mengaku menyayangi kita _dan kita juga sayang kepada mereka, tak satu pun yang rela dan ikhlas menemani kita di dalam kubur.
Mereka yang ikhlas sambil menahan sedih melihat jenazah kita terbujur kaku di pembaringan. Anggota keluarga yang memandikan kita dengan perlahan-lahan. Karib kerabat yang mengkafani kita dengan lembut penuh kasih sayang.  Saudara-saudara semuslim  yang ikhlas menshalatkan kita dengan empat takbir dan menguburkan kita. Semuanya meninggalkan kita.
Lantas, siapa yang sejatinya bakal menemani kita? Yang setia hingga kita ditimbun tanah dan ditinggalkan oleh orang-orang yang menyayangi kita? Yups! Betul. Hanya amal yang akan menemani kita. Hanya hasil dari perbuatan yang kita lakukan di dunia yang akan mendampingi kita. Lain tidak.  
Babak baru dalam perjalanan kita menuju Allah dimulai. Persis setelah orang-orang yang mengurus dan menangisi jenazah kita pulang ke rumahnya masing-masing.  Sejenak bersedih lantaran kehilangan kita. Tapi dalam waktu sebentar saja _ dijamin, mereka akan kembali sibuk dengan urusan-urusan mereka di dunia. Hanya yang ingat saja, yang sesekali menjenguk dan mendo’akan kita yang sudah tiada. ***

2 komentar:

  1. Jadi introspeksi diri,
    Masih banyak yang belum saya lakukan.
    Terima kasih sudah diingatkan

    BalasHapus
  2. Hidup itu tidak pasti. Tapi kematian itu pasti. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya bahkan satu detik dari sekarang. Untuk itu hargailah hidup kita untuk selalu melakukan kebajikan, bukan sebaliknya.

    BalasHapus